Mobilitas Tanpa Batas, Bus Kampus IPB dengan Rute Baru yang Lebih Optimal
Mobilitas Tanpa Batas, Bus Kampus IPB dengan Rute Baru yang Lebih Optimal

Kelas jauh?, tidak punya kendaraan?, atau bahkan ingin keliling kampus secara gratis?, saat ini transportasi bus dalam kampus IPB University memiliki rute baru dengan tiga koridor yang beroperasi. Rute baru ini mulai resmi diberlakukan sejak Senin, 19 Mei 2025, dengan Gedung GWW (Graha Widya Wisuda) dan SKHB (Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis) sebagai pusat transit dari setiap koridornya.
Rute bus koridor 1 dimulai dari dari Gedung GWW, melewati taman inovasi, gedung rektorat dan terus hingga SKHB dan kembali ke GWW. Sementara koridor 2 melewati FEMA, LSI, dan terus hingga SKHB hingga kembali lagi ke GWW. Kemudian koridor 3 dengan rute yang melewati FAPERTA, FMIPA, CCR, dan seterusnya hingga sampai di halte transit SKHB dan kembali lagi ke GWW.

Adanya penambahan rute ini tentu membawa kabar baik bagi kalangan mahasiswa, terutama bagi mahasiswa SKPM yang memiliki kelas di berbagai fakultas. Rute bus baru yang mengakses keseluruhan wilayah kampus ini dinilai dapat lebih efektif dan efisien karena dapat mempermudah mahasiswa, khususnya mahasiswa SKPM ketika bermobilisasi untuk perpindahan kelas ke fakultas lain. Menurut Alya, seorang mahasiswa SKPM yang menggunakan bus kampus sebagai transportasi dalam kampus, ketika diwawancara pada Senin, 19 Mei 2025, ia berpendapat bahwa rute baru bus ini merupakan sebuah perubahan yang positif, apabila rute baru ini dapat beroperasi secara konsisten maka akan sangat membantu mahasiswa yang ingin bermobilisasi dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah karena semua wilayah di dalam kampus telah terakses dengan baik melalui rute baru bus kampus ini. “Kalau menurut aku, perubahan ini sangat positif, kalau itu benar-benar bisa diwujudkan dan bisa konsisten dalam jangka lama itu benar-benar bisa membantu. Awalnya cuma ada satu rute kan yang keliling semuanya, tapi itu kurang efisien karena misalkan dari FPIK mau ke CCR harus muter jauh.” Ucap Alya.
Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Marisha dan Sachi, mahasiswa SKPM pengguna bus dalam kampus sebagai transportasi utama mereka ketika berada di dalam kampus. Keduanya berpendapat bahwa perubahan rute ini menjadi positif ketika adanya penambahan armada bus dari setiap koridornya sehingga tidak muncul kekhawatiran baru akan lamanya bus yang datang akibat sedikitnya armada yang beroperasi. Hal itu tentu menjadi sebuah tantangan bagi pihak kampus agar transportasi bus dalam kampus ini semakin optimal.
Tentu rute baru ini diharapkan dapat berjalan dalam jangka waktu yang lama dan memberikan dampak yang berkelanjutan bagi aktivitas mahasiswa sehari-harinya. Alya menyatakan bahwa akan semakin baik apabila rute baru ini dapat sustain jika dalam pelaksanaannya dirasa sangat menguntungkan mahasiswa. Ia pun menyarankan beberapa pembaharuan lain selain rute baru dari transportasi bus dalam kampus seperti perbaikan fasilitas bus yang telah rusak dan tidak lagi mengoperasikan bus yang telah usang karena dirasa sangat rentan terhadap keselamatan.
Di sisi lain, menurut Marisha dan Sachi, keduanya berharap rute baru ini juga dapat berkelanjutan karena sangat menguntungkan mahasiswa dan dapat memudahkan akses ke seluruh wilayah kampus. Marisha juga mengungkapkan harapan serta sarannya untuk keberlanjutan fasilitas bus dalam kampus ini seperti supir bus yang dapat bersikap lebih ramah serta pemutaran musik di setiap armada bus karena musik dapat membantu tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks.
“Harapannya ya dapat berjalan dengan lancar dan berkelanjutan. Apalagi misal ada saran-saran dan evaluasinya diterapkan sebaik-baiknya. Kalau untuk fasilitas, lebih ke sumberdaya nya sih misal sikap bapak supir yang kadang jutek. Aku tuh sukanya kalau ada musikdi dalam bus, ntah itu musik zaman dulu atau sekarang. Karena kadang kan kita capek kuliah ya, jadi kalau ada musik menurutku jadi bisa lebih tenang hatinya.” Ucap Marisha ketika di wawancara pada Senin, 19 Mei 2025.
Selain itu, Marisha juga berharap jam operasional bus dapat diperbaiki karena beberapa bus terkadang telah berhenti beroperasi walau belum mencapai batas waktu operasional. Sementara menurut Sachi, akan lebih baik jika pihak kampus lebih memberdayakan para tenaga kerja supir bus dengan memberikan kemudahan kepada mereka, terlebih adanya penambahan rute baru ini tentunya membuat beban kerja yang dipikul semakin bertambah.
Perubahan sistem rute bus dalam kampus ini tentu memerlukan waktu untuk beradaptasi, untuk menjalankannya secara optimal perlu dibersamai dengan penyesuaian-penyesuaian yang lainnya seperti beberapa saran yang diberikan oleh Alya, Marisha, dan Sachi untuk terus menunjang keberlanjutan dari bus kampus itu sendiri. Evaluasi berkala terhadap bus dalam kampus ini harus terus dilakukan agar dapat terus berjalan dengan baik dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh mahasiswa IPB University.