Keluh Kesah Mahasiswa KPM: Tugas Akhir, Kepanitiaan, dan Organisasi
Keluh Kesah Mahasiswa KPM: Tugas Akhir, Kepanitiaan, dan Organisasi
Di tengah kesibukan berkuliah, menjadi mahasiswa bukan hanya tentang belajar dan mengejar nilai yang tinggi, melainkan juga sebuah kesempatan untuk mengembangkan potensi diri melalui berbagai kegiatan non-akademik. Bergabung ke dalam suatu organisasi, adalah salah satu kegiatan yang sering diikuti oleh mahasiswa. Organisasi memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan potensi diri seperti melatih public speaking, teamwork, kepemimpinan dan memperluas relasi. Namun, mengikuti kegiatan non-akademik ini bukanlah hal yang mudah. Dengan jadwal yang padat, mahasiswa dituntut untuk pintar dalam memanajemen waktu antara kegiatan akademik dan non-akademik yang diikuti, seperti belajar dan mengerjakan tugas dengan menghadiri rapat, melaksanakan program kerja dan kegiatan lainnya agar keduanya dapat berjalan dengan seimbang.
Begitupun yang dirasakan oleh mahasiswa SKPM, terutama menjelang sesi Ujian Akhir Semester (UAS). Pada periode ini, mahasiswa SKPM dihadapkan dengan berbagai tugas akhir dari mata kuliah yang diikuti, seperti penelitian, menyusun makalah, pembuatan video, dan persiapan untuk mempresentasikan tugas akhirnya melalui lokakarya. Tentu saja hal ini membutuhkan waktu lebih banyak, apalagi terdapat lebih dari satu tugas akhir yang harus diselesaikan. Namun, sudah menjadi bagian dari komitmen mereka sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab untuk tetap menyelesaikan tugas akademik dengan baik walaupun di tengah kesibukan lainnya, seperti mengikuti organisasi, kepanitiaan dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Mahasiswa yang aktif di akademik dan non-akademik seringkali menghadapi beban tugas yang berat. Tugas akademik serta tugas di luar akademik yang menumpuk, seringkali memakan banyak waktu dan energi. Hal ini menyebabkan kurangnya waktu istirahat yang memadai, dan rentan mengalami burnout. Hal ini bersinggungan dengan yang dirasakan oleh Khaula, mahasiswa SKPM semester 6 pada saat diwawancara pada Jumat (24/5), “karena tugas yang menumpuk jadi tidak ada waktu istirahat yang cukup dan burnout apalagi output-output tugas akhir cukup banyak,” tuturnya.
Selain berkuliah, Khaula aktif mengikuti kegiatan non-akademik seperti menjadi direktur Advertising and Multimedia Himasiera dan staff Entrepreneur Connection. Tentu saja terdapat tantangan yang besar dalam membagi waktu antara tugas akhir dan kegiatan organisasi. Menurutnya, tantangan yang dihadapi adalah ketika tugas akhir berbentuk tugas kelompok sehingga terdapat kesulitan muncul dalam menentukan jadwal kerja kelompok karena setiap anggota memiliki kesibukan masing-masing. Selain itu, karena di organisasi dan kepanitiaan terdapat rapat rutin setiap minggu, Khaula harus pintar mengatur jadwal agar tidak bentrok dan tetap mengerjakan tanggung jawab yang dimiliki tanpa menjadi free-rider.
Tantangan dalam membagi waktu pada periode akhir semester ini tidak hanya dirasakan oleh Khaula sebagai mahasiswa KPM semester 6, Putri Nurul Faizah sebagai mahasiswa KPM semester 4 juga sangat merasakan betapa padatnya kegiatan yang ia jalani di minggu-minggu menuju Ujian Akhir Semester (UAS) ini. Selain kesibukan akademiknya yang sedang berkutat dengan tugas akhir dan persiapan lokakarya, sama seperti Khaula, Putri juga mengemban posisi dan peran di beberapa kegiatan non-akademik lainnya. Kesibukannya sebagai ketua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Ketua Divisi Bidikmisi Turun Desa di Galaksi IPB membuat Putri benar-benar harus bijak dalam membagi waktu. Apalagi, semua kegiatan yang ia ikuti pada minggu akhir ini sama-sama sedang berjalan dalam waktu yang bersamaan dan harus memenuhi tenggat waktu yang telah ditentukan.
“Minggu-minggu ini tuh lagi capek banget ya, karena semuanya running barengan. Apalagi PKM itu timeline-nya cepet banget. Sedangkan harus bisa mengimbangi dengan kuliah dan tugas akhirnya. Rasanya capek banget, dan semuanya itu kok barengan gitu,” ujar Putri untuk menjelaskan apa yang dirasakannya. Tidak dapat dipungkiri, hal tersebut juga mempengaruhi waktu istirahat yang dimiliki oleh para mahasiswa, termasuk Putri. Kualitas istirahat yang dimiliki Putri menjadi menurun akibat berbagai kegiatan yang dilakukan secara bersamaan. Harus diakui, tugas akhir dari setiap mata kuliah KPM dengan output yang beragam ini membuat para mahasiswa cukup kewalahan. Terutama jika manajemen waktu yang dilakukan belum dapat terkelola dengan baik.
Kesibukan di organisasi mempengaruhi kinerja dalam pengerjaan tugas akhir, karena membatasi alokasi waktu dan fokus yang diberikan. Mengenai tugas akhir, tentu mahasiswa sudah tidak asing lagi dengan pembagian tugas yang dilakukan antar anggota kelompok. Hal ini dapat memudahkan penyelesaian tugas yang ada, khususnya untuk tugas-tugas mahasiswa KPM yang mayoritas merupakan tugas kelompok. Salah satu hal yang memicu permasalahan yaitu mengenai partisipasi dan kontribusi anggota kelompok. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan dalam manajemen waktu yang efektif. Seperti yang dirasakan oleh Khaula, ia pernah merasa terbebani karena tugas organisasi dan kepanitian yang bersamaan dengan batas waktu pengumpulan tugas kuliah. Namun, ia berhasil mengatasinya dengan cara mengerjakan tugas lebih awal. ”Pernah ketika ada deadline tugas ngedit yang harus dikejar dan berbarengan dengan tugas yang besoknya dikumpulkan terus juga ketika dapat jobdesk panitia dan besoknya ada tugas yang harus dikumpulkan jujur itu agak keteteran sih tapi bisa disiasati dengan mengerjakan tugas dari jauh jauh hari,” ungkapnya.
Begitu juga dengan Putri, di luar dari rasa lelah yang Putri rasakan, di minggu akhir ini ia justru merasa lebih produktif dan lebih tertata. Hal tersebut terjadi karena kemampuan manajemen waktunya yang semakin lama semakin terasah dan terbiasa. Berangkat dari kemampuannya mengatur waktu, ia merasa aktivitas non-akademiknya bahkan tidak menghambat progress dari tugas akhir yang ia kerjakan. Semua tugasnya tetap dapat terselesaikan sesuai tenggat waktu yang ada. Putri menuturkan, “Kebetulan temen-temen kelompok udah paham (kesibukan) aku, dan (bilang) yaudah gapapa yang penting selesai. Menurut aku, yang terpenting kalo memang kita enggak bisa, kita kabarin dan harus pastiin tugas kita bisa selesai kapan,”
Jadwal yang padat dengan aktivitas kuliah, tugas dan kegiatan organisasi membuat waktu untuk istirahat dan rekreasi menjadi terbatas. Interaksi dengan keluarga juga ikut terpengaruhi, baik bagi mahasiswa yang tinggal bersama keluarga maupun tidak, karena waktu yang ada lebih banyak dihabiskan untuk kegiatan kampus. Akibatnya, rumah seringkali hanya dianggap sebagai tempat untuk tidur dan makan, yang tentunya hal ini bisa menimbulkan stress pada sebagian mahasiswa.
Penulis: Indah Fauziah, Siti Salwa Sta’wanah
Editor: Zaffar Nur Hakim
Penanggung Jawab: Eratri Rizki Hermaliah